Friday, July 3, 2015

MEMPERSIAPKAN PERSALINAN (II)

B. Takut Menghadapi Persalinan


Pengalaman melahirkan pertama kali memang membuat gelisah. Guna mengantisipasi perasaan tersebut, ibu harus mengetahui beberapa poin berikut:

- Tetap Percaya Diri

Ibu hamil mencari tahu segala sesuatu yang mesti disiapkan menjelang persalinan dan sesudahnya. Jika sudah mempunyai pengetahuan mengenai hal ini, biasanya ibu lebih percaya diri menghadapi proses persalinan.


- Pilihan Persalinan

Jika kehamilan ibu tidak bermasalah, tentu dokter membebaskan memilih persalinan yang paling nyaman bagi ibu. Diskusikan hal ini dengan suami dan dokter. Jika memilih melahirkan di rumahsakit, ibu bisa dibantu oleh para ahli dengan fasilitas lengkap, dapat memilih pereda sakit yang digunakan, dan mendapat fasilitas operasi caesar jika dibutuhkan. Selain itu, dalam keadaan darurat, ibu bisa ditangani dengan cepat. Oleh karena itu, carilah informasi tentang fasilitas umum rumahsakit sesuai pilihan persalinan yang akan dijalani.

     a. Persalinan Alami


Persalinan alami merupakan cara paling aman dan mudah bagi ibu dan bayi. Saat mendekati masa kelahiran, dokter terlebih dahulu memeriksa posisi janin agar proses melahirkan berjalan aman. Proses ini memang menimbulkan rasa sakit. Namun, sekarang banyak pilihan pereda sakit yang bisa
didiskusikan dengan dokter.

     b. Operari Caesar

Persalinan dengan operasi caesar atau dikenal juga dengan sebutan section caesarian menjadi pilihan dokter bila persalinan normal berisiko bagi ibu dan bayi. Misalnya, plasenta atau ari-ari menutup jalan lahir (plasenta previa) atau ibu mengidap tekanan darah tinggi (pre-eklamsia). Masa pemulihan
kesehatan ibu setelah operasi caesar juga lebih lama dari persalinan alami.

     c. Melahirkan di dalam Air


Saat ini, melahirkan di dalam air atau waterbirt banyak dipilih oleh para calon ibu. Persalinan ini dianggap tidak menimbulkan stres atau trauma pada bayi, karena ia lahir di lingkungan yang serupa dengan suasana di dalam rahim.

Bagi ibu, persalinan ini juga mengurangi stres dan tidak terlalu membutuhkan pereda sakit. Jangan takut soal pernapasan bayi, karena ia belum bernapas hingga berada di udara terbuka.


- Kehamilan Lewat Waktu

Pada umumnya, kehamilan berlangsung 9 bulan atau 36 minggu. Namun, sebagian ibu hamil melahirkan saat usia kandungan lebih dari 40 minggu. Hal ini dinamakan kehamilan lewat waktu atau prolonged pregnancy.


Prolonged pregnancy ialah suatu kondisi kehamilan yang usianya lebih dari 42 minggu sejak terjadinya pembuahan dan dapat membahayakan bagi ibu maupun janin. Usia kehamilan dianggap normal, apabila persalinan terjadi dalam usia kehamilan 38-42 minggu.

      a. Penyebab Prolonged Pregnancy

Penyebab terjadinya prolonged pregnancy belum diketahui secara pasti. Bisa jadi, itu dikarenakan kesalahan dalam menghitung usia kehamilan akibat siklus haid yang tidak pasti. Sebab, saat wanita terlambat datang bulan, belum tentu terjadi pembuahan atau pembuahan baru terjadi setelah 2-3 minggu.

Kesalahan ini dapat diantisipasi dengan pemeriksaan melalui USG sejak usia minggu ke-18.

Selain itu, beberapa ahli menduga bahwa hal ini terjadi akibat adanya kelainan pada janin yang menyebabkan tidak adanya kontraksi dari janin yang memulai proses persalinan. Beberapa kelainan tersebut, yaitu anenefal, kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang janin (osteogenesis imperfect), tali pusar pendek, kelainan letak janin, kekurangan enzim sulfatase plasenta, atau kekurangan hormon tiroid. Namun, bisa juga disebabkan oleh faktor genetis.

     b. Risiko Prolonged Pregnancy

Prolonged Pregnancy sangat membahayakan, karena jika tidak segera ditangani, maka dapat mengakibatkan kematian janin. Beberapa kejadian yang membahayakan akibat prolonged pregnancy adalah sebagai berikut:

1. Penuaan Plasenta

Plasenta adalah media pernapasan janin dan penyalur nutrisi dari ibu. Jika waktu kehamilan melebihi waktu normal, plasenta dapat mengalami penuaan, sehingga fungsinya menurun serta mengakibatkan kekurangan asupan oksigen dan nutrisi pada janin.

2. Cairan Ketuban Berubah Warna

Akibat kurangnya pasokan oksigen, janin buang air besar di dalam rahim, dan hal ini menyebabkan cairan ketuban berwarna hijau pekat, lalu terhisap masuk ke dalam pernapasan janin. Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat mengakibatkan kematian janin.

3. Menyebabkan Distosia

Distosia (kesulitan melahirkan) terjadi pada ibu akibat aksi uterus yang tidak terkoordinir dan pendarahan setelah melahirkan.


     c. Mencegah Terjadinya Prolonged Pregnancy

Prolonged pregnancy dapat dicegah dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, minimal 4x selama kehamilan (1x pada trimester pertama, 1x pada trimester kedua, 2x pada trimester ketiga). Jika memungkinkan, sangat dianjurkan memeriksakan kehamilan sebulan sekali sampai kehamilan berusia 8 bulan, dan seminggu sekali pada bulan ke-9.

Pemeriksaan yang teratur membuat ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia janin, dan mencegah segala hal yang dapat membahayakan ibu dan janin, jika terjadi kehamilan yang lewat waktu.

Tanda-tanda kehamilan lewat waktu yang mulai membahayakan janin, yaitu stadium I saat kulit janin mulai kering, rapuh, dan mudah mengelupas; stadium II ialah gejala seperti stadium I ditambah warna kehijauan pada kulit janin; serta stadium III yang ditandai adanya warna kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat janin.

No comments:

Post a Comment