Wednesday, June 24, 2015

TIPS SEPUTAR KEHAMILAN (I)

Selain mengetahui perkembangan janin dalam kandungan, ibu juga wajib mengetahui banyak hal yang terjadi selama kehamilan.


A. Tendangan Bayi

Biasanya janin mulai menendang pertama kali pada usia kehamilan 16-20 minggu. Banyak yang mengira tendangan janin dalam kandungan tampak seperti tonjolan pada perut, ternyata tidak juga. Terkadang saat diraba terasa seperti ada tonjolan. Namun, pada usia 16 minggu, janin masih terlalu kecil dan ruang geraknya masih luas sehingga gerakannya kadang tidak teraba karena gerakannya tidak selalu membentur dinding perut. Saking halusnya gerakan janin, seringkali ibu hamil tidak menyadarinya.


Merasakan gerakan janin merupakan kebahagiaan yang tiada bandingannya. Hal itu adalah bukti nyata janin dalam tubuh tumbuh sehat. Namun, tiap kehamilan bisa berbeda. Walaupun umumnya janin mulai bisa bergerak pada usia 16-20 minggu, bisa saja saat itu ibu belum dapat merasakan gerakan janin dalam kandungan.

Pada usia kehamilan 24-28 minggu, ruang gerak janin masih luas. Ia bisa gerak sesuka hati. Suara keras dari luar bisa membuatnya terkejut dan melakukan gerakan besar. Menjelang usia 28 minggu, ibu bisa mengetahui mana gerakan kaki, lutut atau badannya. Bahkan, ibu bisa merasakan saat ia sedang cegukan.

Pada usia kehamilan 29 minggu, ruang di dalam rahim menjadi lebih sempit karena bertambahnya ukuran janin. Oleh sebab itu, gerakan janin juga makin terbatas. Pada minggu ke-32, janin makin aktif meski ruang geraknya makin sempit. Gerakannya yang kuat membuat ibu sedikit tidak nyaman, apalagi jika tendangannya mengenai rusuk ibu. Pada akhir masa kehamilan, gerakan janin mulai berkurang. Ibu tidak perlu cemas, selama ibu masih merasakan gerakan janin minimal 10 kali dalam waktu 24 jam.

Sebenarnya, janin bergerak setiap saat. Namun, hanya beberapa gerakan kuat yang dirasakan. Biasanya ibu bisa merasakan gerakannya sekitar 10 kali dalam 12 jam. Jika janin bergerak berlebihan atau kurang, dan gerakannya membuat ibu kesakitan, maka ibu perlu berkonsultasi dengan dokter.


B. Toksoplasma

Toksoplasma merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma Gondil. Walaupun infeksi ini biasanya hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang aik, namun hal ini dapat membagayakan para ibu hamil terutama pada janin. Selama ini, persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa kucing merupakan satu-satunya hewan yang menyebarkan penyakit toksoplasma. Padahal, parasit toksoplasma juga dapat menjangkiti dan terbawa oleh manusia serta hewan lain, seperti anjing, kambing, babi, burung, dan kelinci.

Bila seorang terserang parasit ini, antibodi Immunuglobulim M (IgM) dalam darah akan meningkat 4 kali lebih tinggi dari beberapa pemeriksaan sebelumnya, yang menunjukkan bahwa infeksi aktif di dalam tubuh. Jika orang yang terinfeksi parasit toksoplasma memiliki daya tahan tubuh kuat, maka parasit ini dalam kondisi tidak aktif, namun bila kondisi daya tahan tubuh melemah, infeksi ini menjadi aktif. Hal inilah yang menyebabkan seseorang yang dinyatakan terinfeksi toksoplasma, belum tentu menunjukkan gejala-gejala infeksi.

    1. Kemungkinan Toksoplasma Menjangkiti Ibu dan Janin

Efek toksoplasma lebih dapat dirasakan oleh ibu hamil dibanding wanita yang tidak mengandung maupun laki-laki. Bila, ibu hamil terjangkit toksoplasma, berar kemungkinan bayi mengalami cacat atau mengalami keguguran.

Risiko janin tertular infeksi toksoplasma semakin meningkat seiring dengan jumlah usia kandungan. Jika ibu terinfeksi parasit toksoplasma pada usia trimester pertama kehamilan, maka risiko janin tertular sebesar 15%, pada trimester kedua sebesar 30% dan 60% pada trimester ketiga. Walaupun kemungkinan tingkat penularan pada akhir semester sangat besar, namun jika janin telah terinfeksi dari awal trimester kehamilan, infeksi semakin parah dan kemungkinan bisa terbawa seumur hidup.

Ririko penularan semakin rendah bila ibu hamil terinfeksi beberapa bulan sebelum memasuki masa kehamilan. Para ahli kesehatan menyarankan, jika ibu mengetahui bahwa infeksi terdapat pada tubuh, tunggulah selama 6 bulan sebelum memutuskan untuk hamil, dan pastikan infeksi sudah ditangani.

    2. Penyebaran Infeksi Toksoplasma

Hampir setengah dari penyebab infeksi toksoplasma disebabkan mengonsumsi daging mentah atau setengah matang. Namun, bisa juga terinfeksi dari makanan yang terkontaminasi dan belum dibersihkan; minum air dengan kontaminasi parasit toksoplasma; dan menyentuh tanah, kotoran kucing, atau daging yang terkontaminasi, kemudian menyentuh mata, hidung, dan mulut.

Parasit toksoplasma tidak bisa ditularkan dari manusia ke manusia, kecuali penularan dari ibu janin yang sedang dikandungnya, atau dari tranfusi darah dan organ tubug yang terinfeksi parasit ini.

    3. Apakah Kucing Penyebar Parasit Toksoplasma

Kucing bukan satu-satunya penyebar toksoplasma. Namun, bila ibu hamil memelihara kucing di rumah, sebaiknya lakukan pencegahan penyebaran toksoplasma dengan teliti. Sebab, parasit toksoplasma berkembang biak secara alami di dalam usus kucing. Telur-telur tokso yang berjumlah jutaan keluar bersama tinja kucing, jumlahnya bisa mencapai 10 juta telur sehari. Telur yang tertelan oleh manusia dapat tumbuh dan berkembang biak, lalu masuk ke jaringan otak, jantung, dan otot, kemudian berkembang menjadi kista.

Telur parasit tokso dapat bertahan selama 24 jam atau lebih, namun bisa juga sampai berbulan-bulan terutama di tanah yang lembab. Tanah yang tercemar kotoran kucing dan mengandung parasit toksoplasma menularkan infeksi pada binatang lain, seperti tikus dan kambing yang memakan rumput. Anak-anak yang biasa main di tanah pun dapat terinfeksi, bila tanah tersebut tercemar kotoran kucing yang terinfeksi tokso. Tips agar terhindar dari parasit tokso bagi ibu hamil yang memiliki kucing di rumah adalah sebagai berikut;

a. Minta orang lain untuk membersihkan boks kotoran kucing, dan lakukan setiap hari. Langkah ini akan mengurangi risiko penularan, karena parasit tokso akan mati setelah 24 jam pada suhu udara luar. Bila anda terpaksa melakukannya, gunakan sarung tangan sekali pakai dan masker, lalu segera cuci tangan dengan sabun antiseptik.

b. Agar kucing terhindar dari infeksi saat anda sedang hamil, berikan hanya makanan khas kucing yang dijual di swalayan, atau makanan yang sudah dimasak dengan matang.

c. Pastikan kucing hidup hanya di dalam rumah, agar ia tidak menangkap tikus ataupun burung untuk dimangsa. Hati-hati, bahkan kucing rumah pun dapat memangsa tikus, jika ini terjadi, mandikan kucing dengan segera.

d. Jangan biarkan kucing berada di dapur atau meja makan.

e. Meskipun parasit ini tidak hidup pada bulu kucing, selalu cuci tangan sampai bersih setelah bermain dengan kucing, karena anda tak akan sadar kapan tangan anda akan menyentuh mulut, mata dan hidung.

f. Hindari menambah kucing peliharaan baru ketika sedang hamil, dan jangan bermain dengan kucing liar atau anak kucing.

4. Mencegah Penularan Parasit Toksoplasma

Parasit toksoplasma yang mengontaminasi daging bisa mati bila daging tersebut dimasak dengan suhu di atas 67 derajat celsius. Berbagi langkah yang dapat dilakukan agar terhindar dari penularan parasit tokso, yaitu tidak mengonsumsi telur mentah dan susu yang tidak dipasteurisasi serta produk-produk yang menggunakan susu tersebut; mencuci buah dan sayuran sebelum dimakan; membersihkan peralatan dapur; mengonsumsi makanan yang bersih dan dimasak dengan baik; pastikan ibu hamil membasuh tangan dengan air hangat dan sabun antiseptik setelah memasak dan sebelum makan; jangan menyentuh mata, hidung, atau mulut selama menyiapkan makanan.

     5. Akibat Toksoplasma

Secara kasat mata, sulit sekali mendeteksi seseorang yang terkena parasit toksoplasma. Pada orang dewasa biasanya tidak disertai gangguan fisik maupun psikis. Apalagi jika kondisi tubuhnya sehat dan bugar. Beberapa gejala yang dapat terlihat merupakan gejala biasa pada penyakit yang umum terjadi, seperti demam, sakit kepala, dan mudah lelah.

Penyakit ini sering tidaj terdeteksi, sehingga kecurigaan baru muncul setelah terjadi keguguran atau bayi terlahir dalam kondisi cacat bawaan. Oleh sebab itu, sangat penting melakukan pengecekan dini terhadap masalah ini.

Pada ibu hamil, gejala infeksi tokso hanya terlihat seperti demam, pusing, mudah lelah, sakit kepala sebelag atau pegal-pegal. Jika hasil laboratorium menunjukkan positif terinfeksi parasit tokso, maka dokter kandungan akan memberikan antibiotik guna mengurangi risiko penularan yang serius kepada janin.

Akibat terparah yang terjadi pada janin yakni keguguran. Dan, bila bayi terlahir, maka ia mengalami beberapa masalah kesehatan, seperti cacat bawaan, pembengkakan hati dan limpa, penyakit kuning serta infeksi mata yang berat. Bayi yang terlahir dengan infeksi parasit tokso ditangani dengan obat-obatan antibiotik selama satu tahun, walaupun tidak terdapat gejala-gejala infeksinya. Pemeriksaan khusus pada mata dan pendengaran bayi juga dilakukan, termasuk senogram atau CAT Scan pada kepala dan beberapa tes lain yang diperlukan.

No comments:

Post a Comment